Daftar Blog Saya

Rabu, 29 November 2017

Explore Buntu Liarra, Kab.Mamasa, Sulawesi Barat

Buntu Liarra (Gunung Liarra), terletak di provinsi Sulawesi Barat, Kab.Mamasa, Kecamatan Balla, Desa Balla Tumuka.
sebuah destinasi alam dengan keindahan awan yang menyelimuti pegunungan yang kemudian kerap disebut Negeri diatas awan.
ketinggian tempat 1439 mdpl.

Senin, 08 Februari 2016

SETIAKU BERSAMA SANG MALAM

Oleh : Ch

Semua makhluk punya malam yang berbeda
Aku….
Malam tempat dimana ku dapat mengorek isi hati
Dia memang bisu & sepi menghanyutkan jiwa dalam lamunan
Namun malam tak pernah ingkar janji

Malam ku ucapkan selamat datang
Ku ingin berbagi cerita padamu
Tentang seruak luka & kekotoran hidupku
Ijinkan ku menjabarkannya disepanjang gelapmu
Membeberkannya dalam bait-bait realita kotor

Bercumbuhlah kita dalam hayalan
Dalam kusutan benang cinta yang telah kusut
Inilah malamku, ukiran suara hati direntetan kesunyian & kegelapan
Berawal dari petang hingga direnggut oleh fajar
Inilah setiaku bersama sang malam yang tak berujung sampai disini
Terimah kasih malam. . . .

Rabu, 17 Juni 2015

AKU DAN LAPORAN KOTORKU



Opini_
 
Menjalani profesi sebagai seorang Mahasiswa di suatu perguruan tinggi adalah suatu kebanggaan tersendiri, Mengagung-agungkan diri sendiri pada tatanan masyarakat karna nama iya sandang “Aku MahaSiswa”.
Mahasiswa dalam suatu institusi adalah mereka yang menjalani pendidikan PT yang diukur oleh semerter yang sedang berlangsung. Di pertengahan prosesnya ada mid test dan dipenghujung semester ada kata final test yang harus dilalui sebagai persyaratan lulus, kemudian mid & final test juga memiliki persyaratan “kumpul laporan, kehadiran mencukupi, kartu ujian, dll”.
Aku! Aku tak permasalahkan persyaratan menuju mid & final test. Hanya saja mengenai persfektifku dalam relefansinya dengan judul “AKU dan LAPORAN KOTORKU”. Hal ini beranjak seketika aku diwaktu sela pada momentum final test dimana aku tak di isinkan ikut dalam proses karna tak kumpul laporan, Ku berjalan di belakang gedung jurusan dengan mata liar yang tak sengaja melihat tumpukan kertas dihiasi oleh debu dan berserakan dilantai belakang jurusan, telah menjadi puing-puing sampah. Dengan tangan iseng kucoba memilah-milah tumpukan kertas tersebut, ternyata itu adalah laporan-laporan yang telah dikumpul pada ujian Mid test silam, dengan rasa penasaran makin kupilah satu per satu dan kudapati tulisan nomor induk mahasiswa atas nama Ch . sungguh tragis ternyata itu adalah Laporan Kotorku, yang berdealektika menjadi tumpukan sampah di bagian belakang gedung jurusan.
Laporan kotorku ada didepan mata, laporan yang aku susun dari pemikiran ini dalam konteks suci dengan niat sebagai acuan tolak ukur kemampuan dalam rana pendidikan, kemudian dinodai seolah tak ada nilai guna lagi.
Hematku pada saat menyelesaikan tuntukan akademik (kerja laporan) bahwa nantinya laporanku akan dikoreksi, dinilai kemudian aku diberi kritikan dan saran untuk perbaikan kedepannya. Namun itu hanya pemikiran borosku saja, nyatanya laporan kumpul itu hanya dilihat nama dan nim-nya saja, entah letak penilaiannya dimana.
Substansinya pendidikan adalah memanusiakan manusia dimana adat saling menghargai dibudayakan. Apa iya! Karyaku yang tersusun dalam bentuk laporan dihargai dengan cara seperti itu? Apa iya! Adat itu akan dialami oleh generasiku di masa kelak? Inikah pendidikan yang harus diterapkan?
Tulisan ini kubuat beranjak dari pengalaman dalam harapan mudah-mudahan arti kata pendidikan dapat seirama hakikatnya seperti sedia kala...

Diposkan di Pangkep, titik 83 km ***Ch

Senin, 15 Juni 2015

Generasi Baru Lahir



Terngiang jeritan sang Ibu, mendesah dalam hembusan-hembusan napasnya dalam durasinya sang Ayah & keluarga yg lain menunggu berita dibalik pintu ruangan persalinan. 15 Juni 2015, tepatnya pukul 14:00 wita terdengar tangisan bayi perempuan dari ruangan persalinan Ibu “Telah lahir generasi baru”. Setelah kurang lebih sembilan bulan berada dalam ruang suci Ibu, kini dia lahir di tengah-tengah dekapan keluarga sederhana.
Perjuangan besar yang Ibu torehkan untuk sang generasi, tak kenal kata putus asah dalam mengandung sang generasi, antara hidup & mati menjadi taruhan di setiap hembusan napas Ibu dan di setiap sela napas Ibu tertera harapan yang tak berujung. Disamping itu nampak sosok lelaki setia berdiri tak gentar melangkah di depan perjuangan Ibu, dialah sang Ayah yang selama ini berjibaku dengan profesinya demi nafkah generasi.

Nama sang generasi baru lahir akan segera menyusul seiring dengan pertumbuhanmu menjadi pribadi pembedah. Kakak-kakak mu tengah berjuang terlebih dahulu wahai generasi baru, mereka telah menjadi pendahulumu dab akan menuntunmu dihari kelak demi membantahkan tentang dogma & mitos, ilmu pengetahuan akan menelanjanginya secara rasional dimana suatu kelak kita akan berpresfektif bersama.
Dihari lahir itu ingin rasanya ku memanjakan mata dengan menatap kehadiranmu dan ingin mendengar suara merdu pertamamu. Ah samapikan saja salamku pada sang generasi.

Suatu saat nanti ketika kau telah beranjak remaja, kau akan membaca bait-bait kata ini yang mungkin pada zamanmu bait kata dan struktural katanya sudah lumrah dan kuno. Ku harap itu bukan problem jikalau kau memaknai pesan yang tesampaikan dari celoteh Abangmu di bawah,
jadilah Generasi baru menjadi penerus perjuangan dari pegunungan kau berasal, namun hadirmu harus memperjuangkan universal. Tanamkan jiwa sosial dalam dirimu serta jadikanlah pemikiranmu pembedah dan perubah tatanan basis Masyarakat menjadi lebih kolektif lagi dan dimana kemanusiaan dapat dihargai. Kumandangkan gemahan suaramu hingga titik kebisuhan. Catatkanlah nama mu dalam jejak sejarah perjuangan negeri ini dalam terobosan tongkat stapet pendahulumu_

modal pikiran adalah potensi merubah tatanan sekitar.    
salam dariku wahai generasi baru lahir,
15/06/15_14:00 wita at RSUD Polewali.***Ch

Selasa, 26 Mei 2015

KOPI PAGI


 Beda agama, beda ras, beda ideology
Kita duduk berdampingan dalam dekapan secangkir kopi
Demi secangkir cerita hangat pagi.
Disetiap pahit candunya terslip kata penuh arti

Hangatkan aku dipagimu
Dengan aromah penggiur yang kau pancarkan
Setiap saat akan terkenang
Dalam sanubari gersang dipagi menyapa


Warna gelap tak menjadi kendala bagi penikmatmu
Rasa pahit penenang jiwa yang berontak
Banyak cerita cinta tentangmu
Tentang secangkir kopi dipagi hari


Hariku suram tanpa tekukan tetesanmu
Ku adalah penikmatmu
Ku adalah pecandumu
Karna kau dapat menghadirkan imajinasiku



Pangkep_Titik 83 km ***Ch

Senin, 25 Mei 2015

HATI YANG TERASINGKAN



simponi cinta lucu
merenggut rasa tak berujung
pada keelokan seorang gadis
nan kian merembet dalam teka teki kehidupan
seolah mimpi indah dimalam hari
layak_nya ku terserang penyakit panatisme oleh mu
hati yg terasingkan kian berontak
dalam jemari kehangatan cinta lucu
seakan memberi isyiarat akan kemustahilan cinta
namun perasaan tetaplah perasaan
hati tetaplah hati
cinta tetaplah cinta
karnanya semua itu adalah kemurnian dasar.

Oleh : ***Ch

Minggu, 24 Mei 2015

DATI

...
Terdengar suara sumbang kesedihan
dari semua sudut ruang ada bisikan tangis
bagai irama tak karuan
tetesan air mata basahi tisu dalam genggaman
di depan mata terbaring sosok wanita panutan.


Dati...napasmu telah berhenti
Dati...menorehkan kenangan mendalam
Dati...meninggalkan generasi pelanjut
Dati...alam raya seraya merunduk melepasmu
Dati...generasi dan langit meneteskan air mata dihari pemakamanmu.

Aku! Aku salah satu generasimu
aku yang telah kau ilhami ilmu pengetahuan
aku! Aku dan mereka mencintaimu Nek.
tetesan air mata takkan merubah fakta
pantaulah kami dari atas sana
dalam ikrarmu yang belum tuntas

Titip Doa, salam rindu dari cucu sulung_mu.
Tappang, 22 Mei 2015 ***Ch